Suwarni Bt. Suwadi Bn Suwarno asal Nganjuk, Jawa Timur berangkat ke Arab Saudi untuk bekerja sebagai PLRT sejak hampir 30 tahun lalu

Pagi hari, 5 Januari 2015, Suwarni datang ke KBRI Riyadh bersama majikannya yang bernama Fayhah Suja Muhammad Al-Dosery. Tujuannya adalah memperpanjang paspor yang ternyata telah jatuh tempo 9 tahun lalu, tepatnya sejak 5 Juni 2006. Mendapat laporan kasus Suwarni dari staf, Sekretaris Ketiga KBRI Riyadh Chairil Anhar Siregar langsung memanggil Suwarni dan mewawancarainya secara mendalam.

Dari hasil wawancara, Suwarni mengaku lancar menerima gaji sebesar SR. 1.500 perbulan. Namun karena keterangannya berbelit dan tidak dapat dibuktikan, KBRI Riyadh tidak begitu saja mempercayainya. Di samping itu, memperhatikan paspornya yang telah jatuh habis masa berlakunya hampir 9 tahun, diduga kuat majikannya lalai memperhatikan kebutuhan Suwarni sehingga berstatus undocumented karena paspornya tidak berlaku lagi.

Selain itu, sejak awal keberangkatannya ke Arab Saudi, Suwarni terindikasi sebagai korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO/Human Trafficking) karena usianya masih 25 tahun. Saat itu, peraturan ketenagakerjaan membatasi usia minimal 30 tahun bagi TKI untuk bekerja di luar negeri.

Saat ini Suwarni sudah berusia senja, hampir 60 tahun. Bagaimanapun, ia pasti rindu kampung halaman dan keluarganya. Setelah digali keterangannya lebih lanjut, Suwarni pun mengakui bahwa dirinya pernah meminta majikan untuk memulangkannya. Namun anak majikan yang telah diasuhnya sejak kecil tidak mengizinkan Suwarni pulang sampai dia menyelesaikan kuliahnya.

Proses perpanjangan paspor Suwarni pun saat ini, masih ditunda. Berdasarkan berbagai pertimbangan, kepada majikannya, telah dijelaskan bahwa KBRI Riyadh hanya akan menerbitkan Surat Perjalanan Laksana Paspor untuk keperluan Suwarni pulang ke Indonesia, itu pun dengan syarat majikannya dapat menyerahkan nomor telepon keluarga Suwarni dan tiket kepulangannya. Syarat itu diiyakan majikan, yang berjanji dalam waktu dekat akan memenuhinya.

“KBRI Riyadh memberi perhatian khusus terhadap kasus semacam ini. Kami ingin memastikan para TKI yang akan pulang ke Indonesia telah menerima seluruh haknya. Jangan nanti sesampainya di Indonesia ada TKI yang masih menuntut sisa hak keuangan yang belum dibayar majikannya,” jelas Chairil.

Sumber:  Kbri Riyadh ArabSaudi