Saturday, 26 December 2015

Forum Silaturrahim Ikut Andil Bersama KBRI Riyadh Dalam Silaturrahim Dengan Elemen Masyarakat


Dalam rangka silaturrahim dan mempererat kerukunan berbagai elemen Masyarakat Indonesia di Riyadh, KBRI Riyadh pada Jumat (13/03) telah menyelenggarakan acara Dialog dan Tukar Pandangan terkait upaya perlindungan WNI/TKI.


Bertempat di Ruang Serbaguna KBRI Riyadh, acara yang dimulai pukul 13.30 dan didahului makan siang bersama ini, dihadiri oleh KUAI KBRI Riyadh, Bapak Sunarko dan beberapa pejabat terkait diantaranya Pelaksana Fungsi Konsuler I / Koordinator Satgas Pelayanan Warga, Pelaksana Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya,  Atase Tenaga Kerja,  Atase Pendidikan, Atase Kepolisian serta sekitar 70 undangan yang mewakili berbagai organisasi/elemen masyarakat Indonesia di Riyadh, antara lain Masyarakat Perhotelan, Forum Silaturahmi Warga Negara Indonesia (FSWNI), PPMI (Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia), BMI-SA Riyadh, BMI-SA Cabang Riyadh, Islah (Toyota), PPMI, PSSTKI, POSPERTKI dan PBSR.
Dalam paparan pembuka dialog, KUAI RI menyampaikan terima kasih kepada undangan yang hadir dan menegaskan bahwa acara semacam ini diharapkan dapat menjadi sarana komunikasi antara KBRI Riyadh dengan berbagai elemen masyarakat Indonesia di Riyadh dan wadah untuk saling tukar informasi.

"Mudah-mudahan acara semacam ini, dapat kita lakukan secara rutin, minimal 1 bulan sekali, "Ujar Bapak Sunarko.

Selanjutnya, KUAI RI telah menjelaskan secara umum tentang berbagai kebijakan terkait perlindungan WNI/TKI dan pelaksanaannya di lapangan yang dilakukan KBRI Riyadh meliputi pelayanan kekonsuleran dan ketenagakerjaan di loket, penyelesaian berbagai kasus ketenagakerjaan, bantuan kekonsuleran dan bantuan hukum bagi WNI/TKI yang menghadapi masalah dan terancam hukuman mati, penyediaan pengacara, pendampingan staf penerjemah bagi WNI/TKI di persidangan dan lain-lain.

Dalam kesempatan tersebut, KUAI RI juga mengingatkan seluruh komponen masyarakat untuk saling mengingatkan sesama rekan WNI/TKI tentang bahaya melakukan berbagai tindakan kriminal yang dalam hukum Arab Saudi akan dihadapkan pada ancaman hukuman mati, seperti tindakan pembunuhan, zina muhson, sihir dan lain-lain. Selain itu, diingatkan juga tentang adanya informasi mengenai tindakan perdagangan manusia 'human trafficking" yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab melalui Bahrain dengan tujuan utama Arab Saudi.  

"Mohon dapat disampaikan kepada saudara-saudara sesama warga Indonesia di Arab Saudi untuk tidak tergiur bekerja di Arab Saudi melalui cara-cara tidak resmi, karena nanti yang akan menjadi korban adalah mereka sendiri. Sampai saat ini, Pemerintah RI masih menerapkan kebijakan moratorium pengiriman tenaga kerja sektor informal ke Arab Saudi," ujarnya. 

Selain itu, KUAI RI juga meminta bantuan para WNI/TKI untuk turut serta mempromosikan Indonesia kepada para majikan dan counterpart mereka di Arab Saudi. Menurut KUAI RI, promosi melalui 'cerita mulut ke mulut' cukup efektif. Sebagai contoh nyata adalah indomie yang saat ini telah memiliki pabrik di Arab Saudi dan diekspor ke Negara-negara Arab lainnya.

Hal lain yang diingatkan KUAI RI adalah terkait pemanfaatan jejaring sosial yang didukung kecanggihan sarana komunikasi. Diharapkan para WNI/TKI dapat memanfaatkan internet dan jejaring sosial sebagai sarana berbagi informasi positif yang menunjang kinerja para WNI/TKI dan untuk saling mengingatkan tentang isu-isu negatif dan berbahaya semisal ajakan-ajakan untuk mendukung gerakan terorisme, ISIS dan isu-isu keamanan lainnya. 

Sementara itu dalam sesi dialog, mengemuka beberapa isu yang diangkat oleh beberapa orang penanya, antara lain tentang usulan penyelenggaraan pelatihan kewirusahaan bagi para WNI/TKI; permintaan agar KBRI mensosialisasikan Undang-undang dan Peraturan Arab Saudi tentang ketenagakerjaan; Upaya perlindungan dan penyuluhan bagi TKI sektor domestik yang berada di rumah-rumah, penanganan WNI overstayer dan lain-lain.

Terkait usulan penyelenggaraan pelatihan kewirusahaan bagi para WNI/TKI, KUAI RI menanggapinya dengan positif dan akan meminta fungsi-fungsi terkait di KBRI Riyadh untuk menindaklanjutinya. Menurut KUAI RI, pelatihan semacam itu memang penting. Karena, selain dapat meningkatkan kemampuan kerja para WNI/TKI juga dapat dijadikan sebagai bekal wirausaha saat para WNI/TKI nanti pulang ke Indonesia.  

Sementara itu terkait upaya perlindungan dan penyuluhan bagi TKI sektor domestik, KUAI RI menjelaskan bahwa penyuluhan sebenarnya telah diberikan sejak para TKI masih berada di Indonesia. Saat tengah berada di rumah majikannya, KBRI Riyadh memang kesulitan untuk dapat berhubungan dengan para TKI dimaksud, karena di Arab Saudi, pola hubungan majikan dengan TKI sektor domestik masuk pada ranah 'privasi' yang bahkan tidak dapat diintervensi oleh kepolisian setempat. Karenanya, penting bagi para TKI sektor domestik untuk mengetahui kekhasan budaya dan tradisi setempat sejak mereka di tanah air.

Mengenai sosialisasi tentang Undang-undang dan peraturan Arab Saudi serta kebijakan-kebijakan Pemerintah Indonesia terkait ketenagakerjaan termasuk penanganan WNI overstayer, secara rutin KBRI Riyadh selama ini telah mensosialisasikannya dan akan terus meng-updatenya baik melalui website maupun media sosial (facebook) yang  dikelola KBRI Riyadh, dan untuk itu para WNI/TKI dapat membacanya di sana.

Terkait pertanyaan mengenai isu penghentian pengiriman TKI sektor domestik pada tahun 2017, Pelaksana Fungsi Konsuler I KBRI Riyadh, Bapak Dede Achmad Rifai menjelaskan bahwa sesuai roadmap yang ada, pada tahun 2017 nanti dan jika tidak ada lagi perubahan, Pemerintah RI tidak akan mengirim TKI sektor domestik khususnya Penata Laksana Rumah Tanggal (PLRT) ke luar negeri termasuk ke Arab Saudi.

Setelah sesi Tanya jawab selesai, acara Dialog dan Tukar Pandangan terkait upaya perlindungan WNI/TKI antara KBRI Riyadh dan elemen masyarakat Indonesia pun ditutup pada jam 15.30 dan diakhir sesi foto bersama.




0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2016 Forum Silaturrahim Warga Negara Indonesia Riyadh All Right Reserved