Pengurus Besar Forum Silaturrahim Warga Negara Indonesia Riyadh (FSWNIR) sangat bersyukur dan mengucapkan terimakasih banyak kepada KBRI RIYADH
Pengurus
Besar Forum Silaturrahim Warga Negara Indonesia Riyadh (FSWNIR) sangat
bersyukur dan mengucapkan terimakasih banyak kepada KBRI RIYADH yang telah
menyelamatkan 2 Warga Indonesia
(Papat Patimah Bt. Suhanda dan Karipah Bt. Rasam Wariyan) atas penganiayaan majikan.Jazaakumullahu
khoiral jaza'.
-------------------
Bulan
Ramadhan tahun 2015 membawa berkah luar biasa bagi perlindungan TKW, khususnya
di wilayah kerja KBRI Riyadh. Di hari ke-13 Bulan Ramadhan tahun 1436 H atau
tepatnya tanggal 30 Juni 2015, Tim Perlindungan WNI KBRI Riyadh berhasil
membebaskan 2 orang TKW korban penganiayaan majikan, yakni Papat Patimah Bt.
Suhanda dan Karipah Bt. Rasam Wariyan.
Tim yang
dipimpin Sekretaris Ketiga KBRI Riyadh, Chairil Anhar Siregar telah menempuh jarak sekitar 340 KM untuk mencapai Kota
Ahsa, tempat tinggal majikan kedua TKW tersebut. “Kami berangkat pukul 6 pagi,
dan menempuh hampir 4 jam perjalanan darat di bawah terik matahari yang
mencapai suhu 50 derajat Celcius,” buka Chairil. “Namun itu tidak menyurutkan
semangat Tim untuk mengupayakan pembebasan kedua TKW tersebut”.
Papat
Patimah yang berangkat sejak 2010 untuk bekerja sebagai PLRT di Arab Saudi
dilaporkan telah mendapat kekerasan fisik dari majikannya, mulai dari
pemukulan, ditelanjangi ketika meminta gajinya sampai difitnah melakukan sihir.
Berita mengenai Papat Patimah sempat meramaikan media massa nasional sepanjang
tahun 2014 lalu.
Sedangkan
Karipah mengaku hampir setiap hari dipukuli majikan perempuannya yang berstatus
janda. Ia juga pernah ditampar sampai berdarah dan sempat dilaporkan ke polisi
setempat atas tuduhan sihir.
Upaya
pembebasan keduanya penuh lika liku. Negosiasi pembebasan Papat Patimah
membutuhkan waktu dan birokrasi yang tidak sederhana, mulai dari meminta bantuan
Kapolres Ahsa sampai menemui Kapolsek Rokikoh untuk mendorong majikannya
menyerahkan Papat.
Tak
kalah serunya upaya pembebasan Karipah. Karena majikan tidak pernah membawanya
ke luar, ia tidak dapat mendeskripsikan lokasi tempat tinggalnya. Karipah hanya
ingat kalau rumah majikannya berada dekat rumah makan siap saji Herfy. “Bisa
dibayangkan bagaimana sulitnya mencari orang di kota seluas 534.000 KM² dengan
patokan lokasi hanya restoran fast food,” ujar Chairil yang langsung ditimpali
anggota Tim yang lain, “mana sedang puasa lagi..”
Chairil
lebih lanjut menjelaskan bahwa saat ini, keduanya Alhamdulillah sudah diamankan
dan ditampung sementara di Ruhama, yaitu transit house yang dikelola KBRI
Riyadh. Keduanya telah menyatakan keinginan untuk segera pulang ke Indonesia,
namun karena belum menerima sisa gaji selama 3 tahun, sementara kepulangannya
ditunda dan KBRI Riyadh akan terus memperjuangkan seluruh hak keuangan
keduanya.
"Kami
berkomitmen menuntaskan kasus keduanya, Insya Allah sampai seluruh hak keuangannya
diterima. Kami harap keduanya dan pihak keluarga di Indonesia dapat bersabar
sampai prosesnya membuahkan hasil. Karena jangan sampai mereka pulang dengan
tangan hampa,” tutup Chairil. (A2F)
Sumber: Fungsi Penerangan Kbri
Riyadh
0 komentar:
Post a Comment