Edisi Keempat Kajian Kitab "Sullamut Taufiq"
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
ﻓﺼﻞ : يجب على كل مسلم حفظ اسلامه وصونه عما يفسده ويبطله ويقطعه وهو آلردة والعياذ بالله تعلى وقد كثر في هذاالزمان التساهل فى الكلام حتى انه يخرج من بعضهم الفاظ تخرجهم عن الإسلام ولا يرون ذلك ذنبا
فضلا عن كونه كفرا والردة ثلاثة اقسام اعتقادات وافعال واقوال وكل قسم يتشعب شعبا كثيرة فمن الأول الشك في الله او في رسوله اوالقران او اليوم الاخر او الجنة او النار اوالثواب اوالعقاب اونحو ذلك مما هو مجمع عليه اوعتقد فقدصفة من صفات الله تعلى الوجبة له اجماعا كالعلم او نسب له صفة يجب تنزيهه عنها اجماعا كالجسم اوحلل محرما بالاجماع معلوما من الدين با لضرورة مما لا يخفى عليه كالزنا واللواط والقتل والسرقة والغصب او حرم حلالا كذلك كالبيع والنكاح اونفى وجوب مجمع عليه كذلك كالصلوات الخمس اوسجدة منها والزكاة والصوم والحج والوضوء او اوجب مالم يجب اجماعا كذلك او نفى مشروعية مجمع عليه كذلك او عزم على الكفر في المستقبل او على فعل شيءمما ذكر او تردد فيه لا وسواسه او انكر صحبة سيدنا ابي بكر رضي الله عنه اورسالة واحد من الرسل المجمع على رسالته او جحد حرفا مجمعا عليه من القران او زاد حرفا فيه مجمعا على نفيه معتقدا انه منه او كذب رسولا او نقصه او صغر اسمه بقصد تحقيره او جوز نبوة احد بعد نبينا محمد صلى الله عليه وسلم والقسم الثاني الافعال كسجود لصنم او شمس او مخلوق اخر --- سلم التوفيق للعلامة الشيخ عبدالله بن الحسين بن طاهر بن محمد بن هاشم باعلوي .
الجز 1. صفحة
٩- ١١ .
Bagi
setiap orang islam wajib menjaga dan memelihara keislamannya dari apapun yang
dapat merusak,membatalkan dan memutuskannya. Dan sesiapa yang terjerumus pada hal hal
tersebut dinamakan murtad. Semoga Allah melindungi dan menjaga kita dari
perbuatan semacam itu.
Namun masa sekarang ini
sungguh banyak orang yang meremehkan,sembrono dalam berucap sehingga
sebagian dari mereka mengeluarkan ucapan-ucapan yang dapat mengeluarkan dirinya
dari islam sedangkan dirinya tidak menganggap bahwa itu semua adalah dosa lebih
lebih pada dosa kufur.
Perbuatan
murtad terbagi dalam tiga bagian;
(1). Keyakinan-keyakinan dalam hati
(2).
Perbuatn-perbuatan anggota badan
(3).
Ucapan-ucapan.
Dan setiap satu
bagian memiliki beberapa cabang yang amat banyak,yaitu:
(1). Termasuk dari bagian
murtad yang pertama (murtad yang berupa keyakinan) adalah:
(a). Bimbang kepada Allah
(tentang adanya Allah, tentang tidaksamanya Allah dengan makhluk.
(b). Bimbang pada utusan
Allah (seperti bimbang apakah Muhammad adalah utusan Allah atau bukan.
(c). Bimbang kepada Al
Qur’an (Apakah datang dari Allah atau dari Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam.
(d). Bimbang
tentang adanya hari kiamat.
(e). Bimbang
tentang adanya surga dan neraka.
(f). Bimbang
tentang adanya pahala yang akan diberikan kepada hamba yang dikehendaki.
(g). Bimbang tentang
adanya siksaan yang akan diberikan kepada hamba yang dikehendaki.
(h). Bimbang kepada semisalnya tersebut
yakni sesuatu yang teleh disepakati ulamak seperti isra’ mi’raj, mukjizat para
nabi’ dan karamatnya para wali.
(i). Berkeyakinan
bahwa ada salah satu dari sifat-sifat wajib bagi Alloh yang telah disepakati
ulamak tidak dimiliki Alloh seperti berkeyakinan bahwa Alloh tidak memiliki
sifat Ilmu.
(j). Beranggpan bahwa
Allah memiliki sifat yang secara ijma’ ulamak Allah suci dari sifat tersebut
seperti Allah memiliki jasad.
(k). Menghalalkan sesuatu
yang telah diharamkan oleh kesepakatan ulamak (Imam yang empat) dan yang dihalalkan tersebut
merupakan sesuatu yang diketahui dengan jelas didalam agama (tanpa harus dicari
dalilnya) seperti zina, homoseks, membunuh, mencuri (mengambil harta benda dari
tempatnya secara diam-diam), mengambil sesuatu dengan dzolim tanpa
sembunyi-sembunyi.
(l). Mengharamkan sesuatu
yang halal secara ijma’ ulamak dan yang diharamkan tersebut merupakan sesuatu
yang diketahui dengan jelas didalam agama seperti jual beli, pernikahan.
(m). Meniadakan kawajiban
yang telah disepakati oleh ulama’ dan hal tersebut merupakan sesuatu yang sudah
diketahui dengan jelas didalam agama seperti sholat lima waktu atau satu sujud
dari sholat,zakat selain zakat perdagangan,puasa (menahan diri dari makan,minum
dan berhubungan intim mulai dari subuh sampai terbenamnya matahari disertai
niat diwaktu malam),haji, wudhu dan lain sebagainya.
(n). Mewajibkan sesuatu
yang tidak diwajibkan secara kesepakatan ulamak dan hal tersebut merupakan
sesuatu yang sudah diketahui dengan jelas didalam agama seperti menambahkan
satu rakaat, satu sujud didalam sholat lima waktu.
(o). Meniadakan
sesuatu yang telah disyariatkan dengan kesepakatan ulamak seperti sholat sunnah yang mengikuti
sholat fardu (rawatib).
(p). Mempunyai rencana
untuk melakukan kekufuran dimasa yang akan datang seperti sekaranng berencana
untuk melakukan kekufuran besok maka saat itu juga dia terjerumus dalam
kekufuran.
(q) Berencana melakukan kekufuran dimasa
sekarang (seperti berniat untuk kufur sekarang).
( r). Ragu-ragu dalam kekufuran seperti ragu apakah dirinya
dalam keadaan kufur atau tidak. Berbeda dengan waswas dalam kekufuran.
(s). Mengingkari bahwa Abu
Bakar semoga Alloh meridhoinya adalah sahabat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wa sallam.
(t). Mengingkari keutusnya
salah satu dari utusan-utusan Alloh yang telah disepakati ulamak akan keutusannya
seperti dua puluh lima Rasul yang telah dijelaskan dalam Alqur’an.
(u). Mengingkari satu
huruf dari Alqur’an yang telah di sepakati bahwa hurif tersebut termasuk dari
Alqur’an seperti Basmalah yang ada dipertengahan surat Annamlu.
(v). Menambahkan satu
huruf dalam Alqur’an yang telah disepakati bahwa huruf tersebut bukanlah
termasuk Alqur’an, sedangkan dia berkeyakinan bahwa huruf tersebut termasuk
Alqur’an.
(w). Mendustakan,
meremehkan utusan dan mengecilkan (mentasghir) nama utusan dengan tujuan
merendahkannya.
(x). Meyakini bahwa
setelah Nabi Muhammad boleh jadi ada Nabi lagi, atau mengaku mendapatkan wahyu
walaupun tanpa disertai pengakuan sebagai Nabi, atau mengaku masuk surga dan
memakan buah-buahannya.
(2). Bagian
murtad yang kedua yaitu berupa perbuatan-perbuatan seperti:
(a). Bersujud kepada
berhala baik yang terbuat dari batu, kayu, emas, perak, tembaga dll dengan
segala bentuknya.
(b). Bersujud kepada
matahari.
(c). Bersujud kepada
makhluk lain.
Berbeda dengan ruku’ (tidak menyebabkan kufur) dengan catatan
berkehendak memuliakan makhluk tidak seperti memuliakan Alloh. Semua itu jika dalam keadaan ikhtiar namun
jika dalam keadaan darurat maka tidaklah menyebabkan kufur seperti sujudnya
seorang tawanan kepada berhala didepan orang-orang kufur yang di takuti saat
peperangan dan lain sebagainya. Wallohu a’lam
Dar
Al Ihya’. Hal 9-11 Dar Al-Ihya'.
Oleh:
Al_Ustad Imam Al-Bukhori Hafidzahullah
0 komentar:
Post a Comment