Kehawatiran Umar Bin Khtthob Terhadap Dirinya
KH. Lutfi Mashury Hafidzahullah ( Sekretaris NU Tanah Merah ).
Sayyiduna lbrahim putra Rasulullah
Saw tidur di pangkuan ibundanya Mariatul-Qibtiah, umurnya masih 16 bulan,
kematian sedang mengintainya, Rasulullah saw mengawasinya dan beliau berkata:
Wahai
Ibrahim.. aku tidak bisa berbuat apa apa dengan kehendak Allah Swt. Tidak lama
kemudian Sayyiduna Ibrahim kemudian meniggal, beliau adalah putra terakhir
baginda Rasulullah Saw.Maka sang ayah menggendongnya dan meletakkannya di bawah tumpukan debu dan beliau berkata pada putranya : wahai Ibrahim.. jika malaikat datang padamu katakanlah pada mereka.. Allah adalah tuhanku, Rasulullah saw adalah ayahku, dan Islam adalah agamaku". Kemudian Rasulullah Saw menoleh ke belakang dan beliau mendapati Umar bin Khattab sedang menangis dengan hati yang sedih, beliau bertanya pada Umar, apa yang membuatmu menangis wahai Umar...? Maka Umar Radiallohu'anhu berkata; wahai Rasulullah... Putramu belum baligh, catatan amal belum berlaku padanya, iapun tak butuh di talqini, apa yang akan terjadi pada putra khattab ini? Ia sudah baligh, catatan amal berlaku padanya dan tidak ada pentalqin sebaik egkau wahai Rasulullah.. Seketika itu turunlah wahyu dari Allah Swt tuhan penguasa alam sebagai jawaban dari pertanyaan Umar Radiallohu'anh. :
يثبت الله الذين آمنوا بالقول الثابت في الحياة الدنيا وفي الآخرة ويضل الله الظالمين ويفعل الله ما يشاء. سورة ابراهيم
Allah
menetapkan pada orang orang beriman perkataan yang tetap dalam kehidupan dunia
dan di akhirat, dan allah menyesatkan orang orang yang dhalim dan Allah
melakukan apa yang ia kehendaki.
Semoga Allah
megkaruniai kita dan ayah ibu kita hidup yang baik, husnul-khatimah, surga dan
segala kenikmatannya, Amin... Ya.. Rabbal-Alamin...
Tanggal : 11 Jumadil Akhir 1436 H.
0 komentar:
Post a Comment